Allow, selamat malam, sesi kali ini akan membawa pembahasan tentang Mengomunikasikan Kehamilan Tak Direncanakan dengan Pasangan simak selengkapnya
Mengetahui informasi kehamilan yang tak direncanakan seperti kesundulan, dari sandingan tentu mengagetkan. Akan tetapi, betapa dengan dengan jalan apa pun juga, ini merupakan tantangan yang kudu diselesaikan berdua. Penolakan dari Anda tentu akan semakin mengacaukan kondisi pasangan.
Psikolog Anak & Keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Si., mengatakan, “Menolak belum tentu berarti bahwa abah benar-benar tidak menerima kehamilan tersebut. Tapi, bisa jadi ini merupakan ekspresi ketidaksiapannya.” Oleh karenanya, penting untuk menjawab atas kehamilan dengan tepat dengan membicarakannya dengan efektif.
Tantangan Berkomunikasi
Mengomunikasikan suatu bab di rumah tangga butuh tempo khusus di mana sandingan benar-benar ‘hadir’ untuk satu sama lain. Terlebih kala membahas suatu hal yang akan punya dampak besar bagi masa depan Anda, pasangan, dengan keluarga.
Sayangnya, menurut psikolog yang kerap disapa Nina ini, banyak banget tantangan di berkomunikasi efektif di rumah tangga, alpa satunya merupakan segala macam kesibukan masing-masing. Kesibukan membuat Anda dengan sandingan sering hanya terlibat komunikasi yang ‘ala kadarnya’ saja. “Kalau nggak ada tempo komunikasi, betapa dengan cara apa menyelesaikan masalahnya? Apalagi pada sandingan yang kapabilitas bertengkar atau berkomunikasinya belum dimiliki,” ujar Nina.
Lantas betapa dengan dengan jalan apa cara mengomunikasikan kehamilan yang tak direncanakan ini mudah-mudahan masing-masing bisa menerima dengan siap menjalaninya?
1. Gunakan I Message
Alih-alih menyalahkan sandingan yang lupa mengonsumsi pil KB, basi jadwal suntik KB, tidak punya tabungan, dengan lain sebagainya, sebaiknya utamakan mengomunikasikan awak Anda sendiri: tentang perasaan Anda mengenai kehamilan ini. Misal, “Saya sebenarnya bingung bertemu kehamilan ini. Saya takut, uang saya tidak cukup untuk membiayai satu ananda lagi.”
Komunikasi dengan I Message ini akan ditanggapi kian baik. Di sisi itu, sandingan jua akan kian mampu mahir Anda dengan mencari solusi yang terbaik untuk berdua.
2. Mengakui Masalah
Tak ada salahnya bagi Anda dengan sandingan untuk duduk, berpelukan, merintih bersama. Tentu saja, ini merupakan bab yang besar. Dengan membenarkan bab ini sebagai tantangan yang kudu diselesaikan bersama, Anda dengan sandingan dapat melegakan emosi negatif yang ada. Di sisi itu, hal ini jua membuat Anda dengan sandingan mampu mencari jalan untuk saling mendukung.
3. Temukan Solusi
Setelah selesai dengan emosi negatif, ini saatnya Anda dengan sandingan membuat solusi. Misal, bila bab yang Anda dengan sandingan hadapi merupakan bab kesiapan finansial, maka gagar strategi untuk mengatasinya, apabila mengurangi jajan di asing atau leisure time. “Kurangi sarwa pengeluaran yang tersier, menanam dulu, down grad kehidupan dulu,” pesan Nina. Bila masalahnya merupakan batu ganjalan terhadap karier pasangan, pastikan menemukan cara untuk tetap bisa berkarier tanpa mengesampingkan pengasuhan.
4. Buat Daftar
Terakhir, buat daftar tentang barang apa sahaja yang kudu dilakukan selama beberapa bulan ke depan. Nina menyarankan untuk membelah peran antara Anda dengan sandingan untuk tetap melanjutkan kehamilan, mengasuh si sulung dengan optimal, mengumpulkan dana untuk ancang-ancang kejadian janin. “Karena ini tantangan bersama,” ujarnya.
Nina berpesan bahwa penting bagi Anda untuk menjadikan ini sebagai kesempatan bersama untuk berkembang kian baik. “Kita mungkin perlu mengubah dambaan saya bersama, tapi pastikan ini membawa keluarga yang telah apik menuju ke sesuatu yang kian baik,” tuturnya.
Baca juga:
Alasan Punya Anak Kedua
Agar Cepat Hamil Anak Kedua
Benarkah Hamil Anak Kedua Lebih Sulit?
4 Penyebab Hamil Lagi Meski Masih Menyusui
Hamil Lagi Setelah Baru Melahirkan
(LELA LATIFA)
FOTO: UNSPLASH
Sekian pembahasan tentang Mengomunikasikan Kehamilan Tak Direncanakan dengan Pasangan semoga artikel ini bermanfaat terima kasih
tulisan ini diposting pada label , tanggal 10-07-2021, di kutip dari https://www.parenting.co.id/bayi/mengomunikasikan-kehamilan-tak-direncanakan-dengan-pasangan